Sebenarnya sudah lama ingin menulis tentang sosok satu ini, sangat lama bahkan sempat tercetus ide untuk membuat buku Sosok-Sosok inspiratif dibalik perkembangan IGRA Kabupaten Malang. Kenapa? Karena kita selalu butuh panutan untuk diteladani, dan panutan yang paling mudah dilihat dan diikuti adalah orang-orang di sekitar kita.
Sumber: Pinterest

Namun, keinginan tersebut tak kesampaian karena tugas lain yang bejibun banyaknya, disimpanlah dahulu keinginan itu hingga Pandemi COVID 19 menjelma menjadi pagar yang membatasi gerak langkah kaki diluar rumah.

Dan, akhirnya lahir satu persatu tulisan tentang sosok inspiratif versi saya.

Kalau mengenal dengan baik tentunya semua guru RA Kabupaten Malang sangat mengenal beliau. Dua periode berturut-turut tampil memimpin IGRA Kabupaten Malang dengan teamwork yang solid dan luar biasa. Ada yang belum mengenal beliau?

Sebelum bercerita tentang beliau, ijinkan saya ceritakan dulu kesan mendalam yang saya alami sejak mengenal sosok beliau. 

Dulu, saya tak pernah berfikir jadi Ketua PC atau Ketua KKG atau Pengurus organisasi apapun, saya lebih suka dibelakang layar sebenarnya. Namun, rasa penasaran dan keinginan berkompetisi yang cukup tinggi membuat saya sampai disini. "Jangan kalah sebelum berjuang," kalimat itu yang selalu saya usung saat menemukan tantangan (masalah) yang harus diselesaikan.

Kesan pertama yang luar biasa adalah Tahun 2012 saat pertama kali memenangkan kompetisi guru RA tingkat Jawa Timur melalui lomba "Penemuan Sains untuk Guru" dan keluar sebagai Juara I. Untuk pertama kalinya beliau telpon saya di Bulan Januari 2013 dan mengajak serta rombongan ke Bali (kalau tak salah Rakerda IGRA waktu itu) sebagai bentuk apresiasi IGRA Kabupaten Malang atas kemenangan saya. Rasanya luar biasa! Ingin berangkat tapi suami tak mengijinkan. Akhirnya tak jadi ikut berangkat, sebagai gantinya saya diijinkan ke Yogya untuk menimba ilmu bersama para Master Dongeng Indonesia yang mengubah saya dari pribadi pemalu menjadi tak takut malu 🤭.

Kesan berikutnya pada kisaran bulan April tahun 2015. Beliau berkata, "Ayo Bu Mora maju Gupres, masak IGRA Kabupaten Malang gak ada perwakilannya?"

Sebenarnya saat itu saya ragu, sekalipun ingin menjajal kompetisi itu, namun kondisi hamil cukup menyurutkan keinginan saya. 

Akhirnya lewat begitu saja, sampai 8 Agustus 2015 waktu halal bihalal IGRA yang diadakan di Lawang, beliau mengingatkan lagi, "Ayok Bu Mora, berangkat Gupres, berkas Makalah dan Portofolio diserahkan maksimal 18 Agustus di Pendma, ya?"

Mampu gak ya? Akhirnya saya uprek-uprek folder naskah karya tulis saya. Eh, ada karya tulis 2013 yang tak menang lomba. Saya "pretheli" karya tersebut dan disusun ulang dengan banyak tambahan disana-sini. 

Dan, taraaaa....
Berangkatlah saya ke Surabaya dalam keadaan hamil 5 bulan. Yang membuat saya terharu adalah saya diberi uang saku ke Surabaya yang cukup lumayan untuk ukuran guru RA, sekalipun dana yang saya keluarkan untuk penyusunan karya tulis dan lain-lainnya lebih banyak dari itu. Tapi membawa nama Kabupaten Malang ke Propinsi sudah menjadi kebanggaan tersendiri. Betul kan, teman-teman?

Singkat cerita saya Juara 1 Tingkat Jawa Timur (rejeki jabang bayi 🤭), bahkan melaju ke tingkat Nasional. Hal yang tak terbayangkan sebelumnya. Pada Tahun yang sama saya harus puas memboyong Juara 3 Tingkat Jatim untuk lomba cerita berpasangan, berduet dengan Bunda Atik Muda dari Pujon. Alhamdulillah....

Lagi-lagi kaget saat mau berangkat ke Bogor untuk seleksi akhir saya juga diberi uang saku (lagi, hihihi 🤗). Saya yang suka kompetisi (sempat ada yang nanya, "Kok suka banget ikut lomba?" Sebenarnya bukan kalah menang, namun saat lomba saya akan menemukan ilmu baru yang terbaik dari sejumlah peserta lomba, dan itu menantang sekaligus menyenangkan, hehehe!) dan selalu dengan biaya mandiri tentu merasakan hal yang luar biasa. Gati gitu loh!

Kondisi hamil 7 bulan ke Bogor untuk Kompetisi Gupres membuat saya ketemu teman-teman keren dari banyak propinsi, dan ketemu dengan Siti Khasiroh perwakilan Jawa Tengah yang menyabet Juara 1 Nasional. Sekarang kami bahkan kayak saudara (ngaku-ngaku ya 🤭) meski saling sapa hanya di dunia maya. Pulang dengan membawa plakat kejuaraan membuat saya tak henti mensyukuri nikmatnya menjadi guru RA. Tentu semua tak lepas dari motivasi dari sosok Pribadi Membumi yang Selalu Menginspirasi 🤩. Maturnuwun Bunda Ari Wahyu Astuti. 

Peristiwa langka ini menjadi pijakan saya menata langkah sebagai guru RA dan Lembaga saya untuk berubah lebih baik. Dan mulailah saya geber program sadar literasi sejak dini dengan segala keterbatasan yang kami miliki. 

Nah, kalau kesan saya saja begitu luar biasa tentang inspirasi dan motivasi yang beliau berikan, bagaimana dengan teman-teman guru RA yang lain? Kalau ditulis pasti jadi buku berjilid-jilid ya 🤣🤣🤣.

Jadi, tulisan ini hanya prolog teman-teman, biar Njenengan semua penasaran, hehehe! Dan, menjahit wawancara dengan beliau butuh hati bening, sementara satu pekan ini saya pontang panting ngisi kulWAP ples ikut beberapa kulWAP yang tentu saja ada tugas yang harus diselesaikan. 

Sampai jumpa di tulisan berikutnya 🙏🙏🙏
KakMora79