Obrolan Baik dengan Tokoh Baik di Kementerian Agama Kabupaten Malang

Menjadi hebat dimulai dari hal-hal kecil, selebihnya hal-hal kecil akan Menyusun sendiri menjadi sebuah hal besar yang menakjubkan.

Begitu juga dengan kebiasaan baik, kebiasaan baik harus dimulai dari kebaikan yang paling kecil dan meningkat menjadi susunan kebaikan yang mengejawantah dalam diri manusia. Maka menjadi kebahagiaan tersendiri saat berkesempatan mewawancarai salah satu Tokoh Penting Kementerian Agama Kabupaten Malang.

Sebenarnya wawancara ini sudah beberapa waktu berlalu, namun karena pewawancara masih sibuk berteman dengan rasa mual karena ternyata hamil muda sehingga membuat jadwal menulis kembali berantakan (Ngapunten ngge Bapak, baru bisa menyajikan tulisan ini sekarang).

Penasaran kan? Ayo yang penasaran unjuk jari, angkat tangan!

Sepintas melihat beliau saat rapat terlihat menyeramkan, namun saat mengobrol secara personal, beliau adalah sosok yang humble namun tetap berwibawa.



Beliau adalah sosok penting dalam seksi Pendidikan Madrasah di Kementerian Agama Kabupaten Malang. Terlahir di Kediri tanggal 12 Oktober 1968 (Wah, Baarokalloh fii umrik Bapak….) diberi nama Muhammad Arifin oleh kedua orangtua beliau yang berharap putranya menjadi orang Arif bijaksana dan akhlaknya senantiasa mengikuti Rosululloh Muhammad SAW.

Bapak Dr. Muhammad Arifin, M.Pd. memiliki seorang istri yang bernama Muasisul Khoirot, S.Ag. Beliau dikaruniai dua orang putri yang bernama Mbak Arifah Fikriyah Zaharol Muna, S.Si. dan Mbak Anis Fikriyah Fitri Kamila.

 

Menjadi menarik saat memperbincangkan sejarah Pendidikan dan sejarah jabatan beliau. Simak yuuuk….

Mengenyam pendidikan di MI Al-Asy’Ari Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. Melanjutkan di MTsN 2 Kediri mulailah beliau menyukai ragam organisasi untuk mengembangkan diri. Bergabung di Pramuka, juga menjadi Pengurus OSIS.

Melanjutkan Pendidikan di PGAN Kediri dalam upaya mewujudkan doa dan harapan orang tua beliau agar putra-putrinya menjadi guru. Beliau mendapat pesan dari orang tua yang mengijinkan putra-putrinya menjadi apa saja boleh, yang penting mempunya santri. Minimal santrinya adalah anak, suami atau istri, akan sangat bersyukur apabila santrinya adalah tetangga, orang satu desa, orang dari luar desa, orang satu kecamatan, bahkan antar pulau maupun luar negeri. Namun tidak boleh lupa ketika sudah mempunyai santri kita harus semangat mengaji/Tolabul ilmi. Di PGAN ini beliau melanjutkan kesukaan berorganisasi di pramuka dengan menjadi pelatih pramuka di MTSN 02 kediri dan menjadi Ketua Saka Bhayangkara.

Tahun 1987 melanjutkan S1 ke IAIN Malang di Fakultas Tarbiyah jurusan PAI. Kesukaan beliau berorganisasi dilanjutkan di perguruan tinggi, dimana beliau diberi amanah menjadi wakil komandan Resimen Mahasiswa (MenWa) yang pada saat itu dinamakan Batalyon 811.

Tahun 1991 beliau langsung mengajar di MAN 01 Malang tepatnya di Tlogomas, beliau mengabdikan diri hingga 16 tahun lamanya. Ragam peran beliau jalankan dalam pengabdiannya, pernah menjadi pembina pramuka, pembina Paskibra, pembina koperasi, kesibukan beliau selain mengajar adalah menjadi wakil kepala bidang kesiswaan dan wakil kepala bidang humas.

Tahun 2006 beliau pernah menjadi Juara 2 Guru Prestasi Tingkat SMA/SMK/MA se-Kota Malang.

Melanjutkan pendidikan beliau sekalipun sibuk mengajar, beliau mengambil S2 di UM Program Manajemen pendidikan hingga selesai tahun 2010. Setelah pengabdian beliau di MAN 1, beliau diangkat menjadi pengawas dasar dan melanjutkan ke S3 PROGRAM LINIER Manajemen pendidikan di kampus yang sama selesai pada tahun 2015.

Pada Tahun 2013 diangkat ke struktural di Kasie PAIS mengurus guru agama di kota malang. Akhir di 2016 mutasi ke seksi  PAIS Kab Malang. Dan pada akhir 2017 mutasi lagi di kepala seksi pendidikan madrasah kab malang sampai sekarang.

 


Dukungan dari keluarga

Berbincang tentang dukungan keluarga, beliau sangat bersyukur karena mendapat suport dari orang tua, istri yang diberikan lahir batin bagi beliau dan keluarga, bahkan istri beliau sering berpuasa kalau anak-anak ujian, suport dari keluarga juga sangat luar biasa, saling bekerjasama, take and give (saling memberi dan saling menerima).

Menciptakan iklim kondusif dalam keluarga beliau menerapkan 3 rumus pada putri-putrinya.

1.      Ketika beliau menjadi ayah tidak boleh ditawar, seperti saat beliau mengingatkan putri-putrinya tentang waktu sholat maka harus sholat, dan saat belajar maka harus belajar.

2.      Fifty-Fifty, kata beliau rumus ini diterapkan ketika anak-anak melanjutkan ke perguruan tinggi, bargaining dengan keluarga. Ketika ngobrol mereka akan mendapat motivasi dan solusi bersama untuk kebaikan putri-putrinya, semisal; Apa kemauan sang putri akan diikuti dengan pendapat terbanyak.

3.      Karena beliau menganggap putri-putrinya sudah besar, maka beliau mengikuti kemauan putri-putrinya dengan syarat mereka harus cerdas hatinya dan akhlaknya.

 

Prestasi atau karya

Karya tulis beliau salah satunya berjudul “Kring Tahajjud”  beliau diuji oleh Prof. Akbar dan Dr. Imron Arifin. Yang bertujuan untuk membuat pijakan kesiapan mental spiritual anak didik beliau di MAN 1 Malang. Keinginan dan harapan supaya anak didik kelas IPA yang beliau bina melaksanakan sholat tahajud setiap hari, dan alhamdulillah mendapat suport oleh orang tua mereka. Diawali oleh beliau menelepon satu siswa, dan satu siswa itu meneruskan menelepon dua temannya, begitu seterusnya. Setelah berhasil di kelas binaan beliau, program Kring tahajud diterapkan di kelas kelas lain, dan alhamdulillah dampaknya sangat bagus sekali, antara lain ibadah anak-anak meningkat, dan tidak ada siswa yang terlambat lagi.

Dalam jangka waktu satu bulan beliau membuktikan kepada wali murid bahwa program beliau yang disajikan dalam karya tulis memiliki dampak yang luar biasa bagi siswa-siswi MAN 1 Malang. Kekuatan ruhiyah memang penting, kekuatan doa juga penting. Karena melalui doa hal yang mungkin menjadi tidak mungkin dan yang tidak mungkin menjadi mungkin. Karena itulah doa ibu adalah hal yang paling utama.

Latar belakang beliau menerapkan program ini karena beliau pernah membaca buku Prof. Habibie yang menyebutkan bahwa salah satu keberhasilan beliau adalah karena sholat tahajud. Dari tahajud sampai menimbulkan rasa cinta beliau kepada istrinya luar biasa jadi itulah indahnya keluarga sakinah waddah warohmah.

Beliau sangat mengharapkan semua anak didik beliau, cerdas otaknya, cerdas hatinya, cerdas religiusnya, dan berkwalitas pada zamannya.

Menemukan idola itu sangat penting, karena idola bisa menjadi sebuah role model bagi kehidupan kita. Seperti beliau yang mengidolakan BJ Habibie dan Pak Tri Sutrisno, dimana kedua tokoh ini sangat bersemangat sekali menjalankan puasa sunnah.

Apa Pandangan Beliau tentang Pendidikan Selama Pandemi?

Alih-alih merutuk, beliau mengajak kita melihat sisi positif pandemi. Salah satu hikmahnya revolusi indutri 4.0 itu dipercepat karena pada akhirnya kita yang awalnya tertatih-tatih dengan dunia digital dipaksa untuk melakukan segala bentuk stimulasi Pendidikan secara online. Dalam konteks ini sesuatu yang bisa kita capai dalam waktu 5 tahun kedepan menjadi lebih cepat. Hari ini kita dipaksa harus bisa, maka beliau berpesan untuk kita agar berteman dan mempelajari tekhnologi sehingga kita bisa menggunakannya sesuai kebutuhan kita. Saat ini mungkin kita terpaksa, nanti terbiasa, dan lama lama menjadi kebutuhan.

Bagaimana Beliau memandang Guru utamanya Guru RA?

Guru RA disebut beliau adalah dewa, kalau dewa sudah bersabda harus hati-hati menulisnya. Apa yang disampaikan oleh guru akan tertanam di hati anak-anak karena pendidikan akhlak pertama dan juga orang yang mengajari anak-anak menghormati yang lebih tua serta menghargai teman-temannya adalah para guru RA.

Menurut beliau guru RA selalu kompak, semangat kekeluargaannya luar biasa, dan kreatifitasnya tidak diragukan lagi.

Tentang Guru RA sebagai Dewa yang Dihubungkan dengan Pandemi:

Bapak Ibu guru RA harus bisa menghadirkan sosoknya (Ruh-nya) saat wali murid menemani putra-putrinya belajar di rumah. sehingga ketika anak melihat ibunya seperti gurunya sendiri dan melihat ayahnya seperti melihat gurunya sendiri. Tentunya hal itu tidak mudah bukan? Perlu Kerjasama yang baik dengan seluruh pihak, utamanya guru dan orangtua.

Tugas guru kata beliau, yaitu :

1.      Tutor

2.      Moderator 

3.      Motivator

4.      Inspirator

Beliau juga mempunyai rumus dalam menjalankan peran beliau yaitu yok opo rukune, yok opo aturane, yok opo carane dan selalu berfikir positif. Jadi janganlah suudzon, lebih baik husnudzon saja. Seperti apakah itu?

1.      Bagaimana rukunnya, jadi bagaimanapun permasalahan sekecil apapun harus dipertimbangkan untuk kedamaian dan kebersamaan.

2.      Bagaimana aturannya, adalah setelah diskusi dan disepakati sebuah solusi, maka aturan itu harus diikuti, apalagi aturan negara dan agama

3.      Bagaimana caranya, menurut beliau Manajemen atau strategi yang terbaik saatnya menerapkan dua rumus sebelumnya diikuti dengan kelapangan dada dan kebesaran hati demi kebaikan bersama.

Beliau juga mendapatkan kata kata dari orang tua salah satunya dari ibu beliau, yaitu “Biso o Rumongso Ojok Rumongso Biso Insyaallah Mulyo”

Benarlah apa yang dikatakan ibunda beliau, terbukti saat beliau mendapatkan kesempatan menjadi petugas haji. Sekali lagi beliau meminta pertimbangan dan nasehat dari ibunda menjelang keberangkatan beliau bertugas. Dimana sang ibunda memberikan pesan agar beliau selalu menyiapkan 2 kapsul. Dua kapsul itu adalah kapsul ikhlas dan kapsul sabar. Hal yang sangat mudah diucapkan tapi sangat susah untuk dikerjakan.

Motto beliau adalah “Layananku Ibadahku, Prestasiku da’wahku, Ilmu  adalah aset yang tak pernah habis dimakan waktu.”

 

Pesan Beliau Kepada Anak Anak Selama Belajar Dari Rumah

1.      Harus semangat belajar

2.      Semangat berdoa

3.      Tawaduk terhadap orang tua

4.      Selalu bersyukur

Berbincang dengan orang hebat selalu menyenangkan, serasa masih kurang berdiskusi dan mengkaji tentang makna kehidupan. Maturnuwun Bapak atas waktunya, semoga kedepannya kami masih berkesempatan menimba ilmu dari Njenengan. Sehat selalu beserta ibu, senantiasa menjadi inspirator bagi kebaikan dan kemajuan khususnya bagi kami guru RA.


Sampai jumpa di artikel Tokoh inspiratif berikutnya 😊.